cari yang lo mau disini !!!

Minggu, 06 Juni 2010

tugas bahasa sunda, contoh bewara

Béwara pikeun para siswa-siswi SMA Negeri 8 Bekasi, mimiti seméster kadua, kagiatan ékstrakurikulér di sakola bakal nambahan. Lian ti kagiatan olahraga jeung kasenian, aya deui nya éta latihan jurnalistik jeung diskusi.
Latihan jurnalistik diaksanakeun saminggu dua kali. Waktuna Senén jeung Kemis. Masing-masing dua jam. Tabuh 08.00 nepi ka 10.00 WIB, pikeun siswa-siswa kelas X. Tabuh 14.30 nepi ka 16.30 WIB, keur siswa-siswi kelas XI jeung XII.
Matéri latihan di antarana:
1. Élmu dasar jurnalistik
2. Tiori jeung prakték nulis berita
3. Ngarancang penerbitan majalah dingding.
Para pangajar lian ti wartawan senior, dosén ti Jurusan Komunikasi Fikom Unpad. Jumlah pamilon diwatesan tilu rombongan. Sarombonganana jumlahna paling saeutik 10 urang, paling réa 15 urang.
Latihan diskusi sarua dilaksanakeun saminggu dua kali, Salasa jeung Jumaah. Masing-masing tabuh 09.00 nepi ka 11.00 WIB, pikeun kelas X. Tabuh 14.00 nepi ka 16.00 WIB pikeun kelas XI jeung XII.
Para pangajarna para ahli dina widang masing-masing; ahli politik, ékonomi, jeung budaya. Jumlah pamilon diwatesan opat grup. Sagrupna paling saeutik 20 urang, paling loba 25 urang.
Boh latihan jurnalistik, boh latihan diskusi, henteu kudu mayar (gratis). Sakur nu rék milu, buru-buru daptar, paling elat tanggal 31 Séptémber 2010
Upama masih kénéh kurang jelas, engké sabada diketik ku sékretaris, bakal ditempélkeun dina papan pangunguman. Tiasa ditingali ku sadérék.
Hatur nuhun.
Bekasi, 18 Séptémber 2010
Ketua OSIS SMAN 8 Bekasi
Arum Danantri

Sabtu, 05 Juni 2010

sejarah persahabatan gue :) (arusikenpar)

disini kita akan cerita tentang terbentuknya arusikenpar.

ini terjadi satu tahun yang lalu. kita bersekolah disalah satu SMAN di Bekasi. saat itu kita murid tahun ajaran pertama. saat itu yang baru terbentuk cuma arusiken, yaitu Arum D, Aska J, Ika N dan Eni Y. awalnya kita emang gak deket tapi karna waktu itu arum duduk ama aska dan ika duduk ama eni,duduk depan blakang, absent deket-deketan jadi kita bisa deket deh., satu semester udah dilalui bareng.,
disemester dua kita dapet tugas yang gak banget., disitulah kita deket ama genpar, M. Fajar R, Firman F, Rudini, Sanris D dan Sehhan M. Awalnya kita kira mareka gak asik ternyata gak, mereka asik kok., kita deket gak hanya ditugas dan skolah aja, diluar juga deket sampai skarang., karena itu kita nyebutnya arusikenpar!
tapi sayang kelas 2 firman mesti pindah padahal saat itu kita lagi deket-deketnya, ditambah lagi kelas kita pada pisah semua.,
yawdah yaa segini aja kita critanya, tunggu crita-crita kita yang lain.,
kita berharap semoga arusikenpar slalu bersama dan bisa menghadapi masalh yang lagi dihadapi., jangan sampai bubar yaa khawand!
love u all!! We're the best., muah.muah., :-)

dikutip dari arusikenpar.blogspot.com

SAHABAT KU

- kamu adalah hembusan nafas yang selalu ku rasakan...
- kamu adalah suara yang selalu ku dengar..
- kamu tujuan dari perjalanan panjang yang selama ini ku tempuh..
- kamu adalah alunan lagu merdu yang menghiasi jalan hidupku...
- kamu adalah kebahagiaan yang selama ini kucari..
- kamu adalah keindahan yang slalu ku harapkan selalu ada untukku..
- kamu adalah cerita dan puisi terindah yang pernah kutulis..
- kamu adalah kesempurnaan,kebahagiaan,,,
- kamu akan selalu ada menemaniku,menjagaku dan menjadi tempatku mengungkapkan isi hatiku
- kamu,,,,
- terlalu besar arti hadirmu di hidupku....


SAHABATKU

dikutip dari arusikenpar.blogspot.com

pentingnya menghafal Al - Quran

Al Quran diturunkan kepada Muhammad Rasulullah SAW selama 23 tahun masa kerasulan beliau. Al Quran di turunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dengan perantaraan malaikat Jibril. Malaikat Jibril menurunkan Al Quran ke dalam hati Rasulullah dan beliaupun langsung memahaminya. Hal ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah (2) : 97.

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”

Kemudian Rasulullah SAW mengajarkan Al Quran itu kepada para shahabatnya. Mereka menuliskannya di pelepah daun daun kering, batu, tulang dll. Pada saat itu belum ada kertas seperti zaman modern sekarang ini. Kemudian para shahabat langsung menghafalnya dan mengamalkannya. Demkian Al Qur;an di ajarkan kepada para shahabat-shahabat yang lain. Al Quran difahami dengan menghafal. Bukan dengan sekedar membaca.

Pada saat Rasulullah telah wafat, banyak terjadi peperangan. Dalam peperangan Yamamah misalnya , banyak para sahabat pemghafal Quran yang syahid. Melihat kondisi ini Umarpun meminta Abu bakar sebagai khalifah untuk membuat Mushaf Al Quran. Abu bakar sempat menolak. „ Apakah engkau meminta aku untuk melakukan apa yang Rasulullah tidak lakukan ?“ ujar beliau. Tapi dengan gigih Umar bin Khattab menjelaskan urgensinya pembuatan Mushaf bagi kepentingan kaum muslimin di masa yang datang. Akhirnya Abu Bakarpun dapat diyakinkan dan kemudian setuju dengan ide Umar bin Khattab.

Abu Bakarpun lalu meminta Zaid bin Haritsah untuk melakukan tugas ini. Zaid bin Haritsah pun sempat berkata : „ Apakah engkau meminta aku untuk melakukan apa yang Rasulullah tidak lakukan ?“. Tapi akhirnya Zaidpun setuju dan mulai mengumpulkan shahifah-sahhifah yang tersebar di tangan para shahabat yang lain. Batu, daun-daun kering, tulang dll itupun disimpan di rumah Hafsah.

Barulah pada zaman Khalifah Utsman bin Affan, Mushaf Al Quran selesai sebanyak 5 buah. Satu disimpan Utsman dan 4 yang lain disebar ke : Makkah, Syria, Basrah dan Kufah. Jadi pada saat itu para shahabat, tabi’it dan thabi’i tabiin mempelajari al Quran dengan menghafal karena jumlah Mushaf yang sangat sedikit.

Bagaimana dengan kondisi zaman sekarang? Bila kita perhatikan di sekitar kita, diantara teman-teman dan keluarga kita, ada berapa persen diantara mereka yang hafal Al Quran ? Berapa persen yang sedang menghafal Al Quran? Mungkin kita susah memberikan persentase karena dihitung dengan jari-jari tangan kita belum tentu genap semuanya.

Kaum muslimin saat ini masih cukup berpuas diri dengan membaca Mushaf Al Quran dan tidak memahami maknanya. Padahal membaca Al Quran baru langkah awal interaksi Al Quran. Al Quran sebagai petunjuk bagi kita tidak cukup dibaca tapi juga dihafal dan difahami.

Mungkin ada sebagian yang berkata mengapa perlu menghafal ? Tidakkah cukup dengan membaca Mushaf dan membaca tarjemahan ? Ternyata tidak cukup. Dengan menghafal Al Quran ada „rasa“ (atau zauk) yang diberikan Allah kepada hati kita. Rasa ini didapat karena ayat-ayat yang dibaca berulang-ulang. Pengulangan kalam-kalam suci itulah yang menjadi „makanan“ untuk hati. Dan sesuai dengan ayat di Al Baqarah : 97 diatas, Al Quran itu diturunkan di hati Nabi Muhammad. Bukan di akal fikiran beliau. Artinya Al Quran itu konsumsi/makanan hati bukan sekedar fikiran.

Rasa inilah yang menjadikan kita nikmat mengenal Allah, memahami kehendakNya dan ringan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. „ Rasa „ ini kurang ada juga sedikit ketika kita hanya membaca. Apalagi bila membacanya tidak diiringi dengan pemahaman artinya. Dan membaca tidak diulang-ulang. Efeknya sangat berbeda dengan mengulang-ulangnya.

Kaum muslimin saat ini cukup berpuas diri dengan membaca „buta“ Al Quran dan menimba ilmu dari para ustadz, kiai dan pemuka-pemuka agama. Tanpa menghilangkan rasa hormat kepada para penyampai-penyampai risalah agama, kita sebagai hamba Allah, secara individual juga mempunyai kewajiban berusaha memahami Al Quran dari aslinya langsung dari firman-firmanNya.

Bila kita menghafal dan mentadaburi Al Quran maka Allah akan mengajarkan kepada kita pengetahuan melalui hati kita dengan perantaraan ilham. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surat Asy Syams ayat 8-10:

qs-91-8-10.gif“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.“

Ilham ini dapat dirasakan dengan dalam hati kita. Bukankah kita pernah bingung tentang suatu masalah, kemudian pada suatu saat kita, „cling“ mememukan cara untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Itulah ilham.

Atau ilham itu sebagai furqan atau pembeda mana-mana amal yang haq dan mana-man yang bathil. Sebagai misal ketika kita masuk ke tempat maksiat maka hati kita akan terasa tidak enak, tidak nyaman. Itulah peringatan dari hati kita yang bersih. Furqan inilah yang dibutuhkan di dalam kehidupan ketika berperang dengan bisikan-bisikan syaithan yang membujuk-bujuk kita untuk berbuat maksiat dengan iming-iming duniawi yang menggiurkan. Karena itu sangatlah kita memerlukan furqan yang menjadikan kita mantap mengetahui yang haq dan yang bathil. Seperti disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam surat Al Anfaal ayat 29:

qs-8-29.gif

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Al Quran juga sebuah petunjuk/pedoman hidup bagi kita kaum muslimin :

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
(QS Al Baqarah : 2)

Jadi intinya Al Qu’an adalah pedoman hidup. Tapi hanya segelintir orang yang hafal dan faham Al Quran. Bagaimana Al Quran bisa menjadi pedoman hidup seorang muslim secara individual bila membaca dan memahaminya secara tuntas saja belum dilakukan ? Dan banyak diantara kaum muslimin yang meninggal dalam keadaan belum pernah membaca dengan tuntas Al Quran.

Bayangkan apabila kita akan pergi ke puncak Gunung Semeru. Sebelum pergi kita dibekali dengan peta, rambu-rambu dan petunjuk-petunjuk oleh seorang pendaki gunung profesional. Tetapi kita tidak memahami petunjuk-petunjuk tersebut. Apakah kita dijamin akan sampai di puncak gunung semeru dengan selamat ? Kita mungkin lebih senang bertanya dengan penduduk setempat. Bila kita bertemu dengan penduduk yang sangat kenal gunung semeru mungkin kita akan sampai dengan selamat. Tetapi bila orang kita tanya juga kurang faham jalan ke puncak gunung, akankah kita sampai ke puncak dengan selamat atau mungkin kita bisa tersesat ? Padahal bila kita memahami, petunjuk, peta dan juga bertanya maka kita akan mendapat jalan pintas untuk sampai ke puncak gunung.

Memang solusi pemahaman Al Quran ini tidak akan dapat berhasil bila sistem pendidikan agama tidak berjalan intensif sejak dini. Sebagai permisalan, bahasa Inggris diajarkan sejak SD. Maka kita lihat ketika lulus SMA para mahasiswa sudah bisa belajat dari diktat berbahas Inggris. Bila sistem ini diterpakan juga untuk bahasa Arab (sebagai media inti pemahaman Al Quran) maka ketika berumur 20-25 seorang muslim sudah mulai bisa memahami Al Quran dengan mandiri.

Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin, memahami Al Quran bukan fardhu kifayah yang dibebankan kepada ulama, kiai atau ustadz. Tapi seperti dicontohkan oleh para sahabat, membaca, menghafal, memahami dan melaksanakan Al Quran dilakukan sebagai kewajiban indivial setiap kaum muslimin. Bila secara individu seorang muslim meningkat kualitasnya, keluarga yang dibinanya juga akan berkulaitas sehingga akhirnya sebuah masyarakat madani yang dirindukan selama ini juga dapat terwujud.

Demikianlah renungan kita tentang Al Quran. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kita menjadi orang-orang yang mencintai Al Quran, membacanya, menghafalkannya, memahaminya dan mengamalkannya.

Wallahu alam bi shawab

RAHASIA IBLIS !!!

Sebagai bahan renungan...
Assalamualaikum Wr. Wb
Allah SWT telah memperintahkan seorang malaikat menemui iblis supaya dia menghadap Rassulullah saw utntuk menberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka malaikat itupun berjumpa iblis dan berkata,
“Hai iblis! Bahwa Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rassulullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rassulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, miscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras.” Mendengar ucapan malaikat yang dahsyat itu, iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rassulullah saw dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam, sehinnga 3x tidak juga dijawab oleh Rassulullah saw. Maka sambut iblis (allahilaknat), “Ya Rassulullah mengapa enkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam sngat mulia disisi Allah?”
Maka jawab Nabi dengan Marah, “Hai Aduwullah, seteru Allah. Kepadaku engkau menujukan kebaikanmu? Janganlah moncoba menipuku sebagai mana engkau menipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari Syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dai sedang sujud sembahnyang sehingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannyakarena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta ynag telah aggung sengsara akibat hasutanmu.
“Hai iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di mata Allah azza wajala, Cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkau iblis, raja segalai iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri . apa hendakmu datang menemui ku?”
Taklimat iblis, “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintahkan oleh Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam sehingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan dengan sebenarnya, tiada berarti aku menyembunyikannya. Maka iblis bersumpah menyebut nama Allah dan berkata “Ya Rassulullah, sekiranya aku berdusta, barang sepatah pun, niscaya hancur leburlah menjadi abu.
Apabila mendengar sumpah iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati perbuatannya agar di dengat oleh sekalian manusia.

Pertanyaan Nabi (1):
“Hai iblis! Siapakah sebesar-besarnya musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?”

Iblis: “Ya Nabi Allah, engkaulah musuhku yang paling besar diantara segala musuhku dimuka bumi ini.”
Nabi memandang muka iblis, dan iblis pun menggeletar karena ketakutan. Sambung iblis “Khatamul Anbiya! Adapun aku dapat merubah rupaku seperti sekalian manusia, binatang, dll hingga rupa suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Kiranya aku menyerupaimu, maka terbakarlah aku menjadi abu. Aku cabut iktikad/niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk kedalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku.”

Nabi (2) : “Hai iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?”
Iblis: “adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya sehingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia untuk meninggalkan shalat, terbuai dengan makan minum, berbuat duhaka, aku lalaikan dengan harta benda, perak emas dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasinya di belanjakan di jalan haram. Demikian juga pesta ynag bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besarnya godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga pada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih diantara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka agar mereka menangguhkannya. Bertambah jeras aku goda supaya menmbah maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, maka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda setiap saat.”

Nabi (3): “Hai iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar serta siksa yang besar dineraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapakah yang menjadikanmu? Siapa yang melajutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?”

Iblis: “Semuanya itu adlah anugerah dari Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engaku lebih tau bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh malaikat dan pangkatku telah dinaikan dari satu langit ke langit yang tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini, beribadat bersama sekalian malaikat beberapa waktu lamanya. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan berubah menjadi kelam dan keji. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah iri dan dengki terhadap mereka. Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya di usir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian di pertemukan Allah (di Padang Arafah) sehingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya hingga Hari kiamat. Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yamg menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bi’dah dan carut-marut. Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak di benarkan oleh Allah untk naik ke langit serta mencuri rahasia, karena banyak malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala terntaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semua terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentara ku untuk menjalankan tugas menghasut.

Nabi (4): “Hai iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?”

Iblis: “pertama sekali aku palingkan iktikad/niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya, jiak tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku.”

Nabi (5): “Hai iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?”

Iblis: “sebesar-besarnya kesusahanku. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblisdatang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, senantiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya – matanya senantiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa pada kurangnya para iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman.”

Nabi (6): “Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

Iblis: “Maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku, lalu aku lari daripadanya.”

Nabi (7): “Jika umatku melaksanakan Haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

Iblis: Binasahlah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun islamnya.”

Nabi (8): “Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaiman perasaanmu?”

Iblis: “Ya Rassulullah, inilah becana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila awal masuk bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya dari Arasy dan seluruh malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa Allah akan mengampuni segala dosa yang lallu dan di gantikan dengan paha yang sangar besar, serta tidak di catatkan dosanya selama dai berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, binatang, burung, dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga di buka seluas-luasnya, serta dihembudkan angin dari bawah Arasy yang bernama angin Syirah yang amat lembuk kedalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentara, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi pamas dan di rantai serta dimasukan ke bawah bumi yang amat dalam. Disana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagai mana mereka bekerja, dan bersahur seorang diri du tengah malam tanpa rasa takut du bandingkan bulan biasa.”

Nabi (9): “Hai iblis! Bagaimanakah seluruh sahabatku menurutmu?”

Iblis: “Seluruh sahabat mu juga adlah sebesar-besar seteruku. Tiada upaya melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: “Seluruh sahabatku seperti bintang dilangit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk.”
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelim bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya dengan kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertua mukarena engkau telah menikah dengan anaknya Saiyidatina Aisiyah yang juga banyak menghafadz hadist-hadistmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hai ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan “Jikalau adanya Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku,” karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hinnga di gelar ‘Al-Faruq’.
Saidina Umar Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang mamberi hormat kepadanya. Karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan “Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Umar mati syahid.”
Saidina Ali Abi Thalib pun itu aku sangat takut karena hebat dan gagahnay di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan, dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama islam dan tidak pernah menundukan kepalanya kepada sembarang berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu’ – di muliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata, “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya.” Tambahan pula dia menjadi manantumu, semakin aku ngeri kepadanya.”

Nabi (10): “Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?”

Iblis: umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat.”
Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridho dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan.
Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela kemana saja mengikuti kehendaknya. Jasi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat. Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang ditenggelamkan dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama islam, benci dan menghina kepasa yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur.”

Nabi (11): “Siapa yang serupa dengan engkau?”
Iblis: “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam”.
Nabi (12): “Siapa yang mencahayakan muka engkau?”
Iblis: “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji.”
Nabi (13): “apakah rahasia engkau kepada umatku?”
Iblis: “Jika seorang islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aki gosok-gosokan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari.”
Nabi(14): “Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?”
Iblis: “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dengan dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah mereka kernyang.”

Nabi (15): “dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?”
Iblis: “Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis, menyesal akan perbuatannya. Apabila marah maka segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahlah.”

Nabi (16): “siapakah orang yang lebih engaku sukai?”
Iblis: “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.
Nabi (17): “Hai iblis! Siapakah saudara engkau?’
Iblis: “orang yang tidur meniarap/terlungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu dzuhur, ashar, maghrib, dan isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat.”
Nabi (18): “apakah yang membinasahkan diri engkau?”
Iblis: “orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam.”
Nabi (19): “Apakah yang memecahkan mata engkau?”
Iblis: “orang yang duduk di dalam masjid dan beriktikaf di dalamnya.”
Nabi (20): “Apalagi yang memecahkan mata engkau?”
Iblis: “Orang yang taat kepada bapak ibunya, mendengar kata mereka, membantu makam pakaian meeka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda ‘Syurga itu di bawah tapak kaki ibu’.

Semoga Allah melindungi kita dari segala tipuan Iblis Laknatullah. Amiin.
Arum.