cari yang lo mau disini !!!

Senin, 08 November 2010

deja vu

Deja Vu dan asal-usulnya

Hampir semua dari kita pernah mengalami apa yang dinamakan deja vu: sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat baru yang sedang dikunjungi, percakapan yang sedang dilakukan, atau sebuah acara TV yang sedang ditonton. Lebih anehnya lagi, kita juga seringkali tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya itu terjadi secara rinci. Yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.

Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif
Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.

Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.

Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium
Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.

LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

Minggu, 07 November 2010

Aku Mencintaimu Suamiku

Cerita ini adalah kisahnyata... dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalamsebuah laptopnya. Bacalah, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaranbagi kita semua. *** Cinta itu butuh kesabaran... Sampai dimanakah kitaharus bersabar menanti cinta kita???
Hari itu.. aku dengannyaberkomitmen untuk menjaga cinta kita... Aku menjadi perempuan yg palingbahagia... Pernikahan kami sederhana namun meriah... Ia menjadi priayang sangat romantis pada waktu itu. Aku bersyukur menikah denganseorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. Ketika kamiberpacaran dia sudah sukses dalam karirnya. Kami akan berbulan madu ditanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu... Dan setelahmenikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci... Aku sangatbahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku... sangatterlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. Banyak orang yangbilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekalibagaimana suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya. ***Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasawaktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua sajakarena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikatkecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami. Karena dia anaklelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untukmendapatkan penerus generasi baginya. Alhamdulillah saat itu suamikumendukungku... Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjagatitipan-NYA. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu& adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yangtidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi halitu dari suamiku... Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku,tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka... Pernah suatuketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan,mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampirmembuat ku menjadi seorang janda itu. Ia dirawat dirumah sakit padasaat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninyasiang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur'an. Akusibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukanaktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karenakecelakaan. Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah darirumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya danteman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorangwanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawamenghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, akumenangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedihdi hadapannya. Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan,"Assalammu'alaikum" dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenakdi depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuhmanja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalutertutup. Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegangtangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambilberkata "Assalammu'alaikum", ia pun menjawab salam ku dengan suaranyayg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.Lalu.. Ibu nya berbicara denganku ... "Fis, kenalkan ini Desi temanFikri". Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernahmencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengankeluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Akupun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalamruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan. Aku sibukmembersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentaraku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dianmengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku punmengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya. Tapi ketika di luar adikipar ku berkata, "lebih baik kau pulang saja, ada kami yg menjaga abangdisini. Kau istirahat saja. " Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitandengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karenapsikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakanmengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tibaibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama.Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang takberpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baikibunya salah ataupun tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnyaaku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai iakembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalamkesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.
***Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takutkehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain. Pagi itu,pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil kuke taman belakang, ia baru aja selesai sarapan, ia mengajakku duduk diayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolamair mancur itu. Aku bertanya, "Ada apa kamu memanggilku?" Ia berkata,"Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang" Aku menjawab, "Iasayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bagdan kamu sudah memeegang tiket bukan?" "Ya tapi aku tak akan lamadisana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemudengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang denganmama ku", jawabnya tegas. "Mengapa baru sekarang bicara, aku pikirhanya seminggu saja kamu disana?", tanya ku balik kepadanya penuhdengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia barumemberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusahpayah mencarikan tiket pesawat untuknya. "Mama minta aku yangmenemaninya saat pulang nanti", jawabnya tegas. "Sekarang aku inginseharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, yakan?", lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatikusedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang &cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. Aku hanyabisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karenakeluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karenasuamiku sangat sayang padaku. Kemudian aku memutuskan agar ia saja ygpergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumahtangga kami. Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruhkeluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akandiperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadirjustru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuhkeluarga ini. Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambilmembereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku danmenghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya.Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapiaku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karenaakan ditinggal pergi olehnya. Aku tidak pernah ditinggal pergi selamaini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi. Apa mungkinaku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karenabiasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. Hati ini sedih akandi tinggal pergi olehnya. Sampai keesokan harinya, aku terus menangis..menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaankutak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apadasuamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.
*** Berjauhan dengansuamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglahaku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku takterlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang. Saat kami berhubungan jarakjauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasasakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasasakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Akudilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulanmenemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahimstadium 3. Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi.. Mertuakuakan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akanpunya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannyaketurunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku. Aku kangen padasuamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, "kapankah iasegera pulang?" aku tak tahu.. Sementara suamiku disana, aku tidak tahumengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akanmenceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku.. Lebihbaik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnyakhawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika iasudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari akumenanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung... Sudah 3 minggusuamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami,ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. Kubuka di inboxponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, "aku sudah belitiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarinlagi". Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi akupendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, akumenantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yangcantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang,dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami ygburuk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dania pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepanteras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu,kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masukke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri langsung menciumtangannya tapi apa reaksinya.. Masya Allah.. ia tidak mencium keningku,ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dantidur tanpa bertanya kabarku.. Aku hanya berpikir, mungkin dia capek.Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur. Malammenunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaituAllah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama'ah, tapikarena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya.Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholattahajud 8 rakaat plus witir 3 raka'at.
*** Aku mendengar suaramobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kamiyang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia takmendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas kebawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untukmengejarnya tapi ia begitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh dengansuamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasaterhadapku? Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan adasesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuakudankebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan akubertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng iamenjawab, "Loe pikir aja sendiri!!!". Telpon pun langsung terputus. Adaapa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubahsetelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicarapadaku, apalagi memanjakan aku. Semakin hari ia menjadi orang yangpendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorangsuami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya.Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan iabertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah. Bahkan yangmembuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku.Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu,tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, statussuami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. Aku hanyaberdo'a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
*** Dua tahunberlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam,lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru sajaberkenalan. Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupunkondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakansegala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dansekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum.Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam.Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. Bersyukurlah.. aku punyapenghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadiaku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Akupun hanya berobat semampuku. Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan akubanggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap akubertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba sajamalam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku. "Ya, ada apaYah!" sahutku dengan memanggil nama kesayangannya "Ayah". "Lusa kitasiap-siap ke Sabang ya." Jawabnya tegas. "Ada apa? Mengapa?", sahutkupenuh dengan keheranan. Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembuttiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagikelanjutan diskusi antara kami. Dia mengatakan "Kau ikut saja janganbanyak tanya!!" Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yangakan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak kukenal lagi. Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2tahun pula ia menjadi orang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg duluhangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadidingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingunganini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa. Suamikutak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, sukamembanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikapketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicaradan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku..
***Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalamanaku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telahberkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu adaacara apa ini.. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku takbetah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengankeluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan inginmemasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar,lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir tiba-tiba Tante Lia,tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpuldiruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengahrumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda.Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengankebisuan, aku tak berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya,orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membukapembicaraan. "Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek inginbicara dengan kau Fisha". Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorotmata yang tajam. "Ada apa ya Nek?" sahutku dengan penuh tanya.. Nenekpun menjawab, "Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun,sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurnasebab selama ini kau selalu keguguran!!". Aku menangis.. untuk inikahaku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku?"Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kaumenikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau diatur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau." Neneknya berbicara sangatlantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisatersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. "Dan akudengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya", neneknyamasih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamiku hanya terdiamsaja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuatdengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. Neneknya masihsaja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya denganmimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, "kau maunya gimana?kau dimadu atau diceraikan?" MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku inginjatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku.Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku.. Aku selalumunutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau kayu,mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. "Fish,jawab!." Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. Akulangsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetaraku menjawab dengan tegas. "Walaupun aku tidak bisa berdiskusi duludengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah,untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baikseorang wanita baru dirumah kami." Itu yang aku jawab, dengan kata lainaku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itu juga suamiku memandangkudengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes dihadapan mereka. Aku lalu bertanya kepada suamiku, "Ayah siapakah yangakan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?" Suamiku menjawab, "DiaDesi!" Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, "Kapanpernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahanini Nek?." Ayah mertuaku menjawab, "Pernikahannya 2 minggu lagi.""Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untukmenyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok", setelah berbicaraseperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi.. air mataini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan akulangsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiridisini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.Diiringi akutnya penyakitku.. Apakah karena ini suamiku menjadi orangyang asing selama 2 tahun belakangan ini? Aku berjalan menuju ke mejarias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, "sudahtidak cantikkah aku ini?" Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yangsetiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidakcantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botakdibagian tengahnya. Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamikuyang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, akubersegera memandangnya dari cermin meja rias itu. Kami diam sejenak,lalu aku mulai pembicaraan, "terima kasih ayah, kamu memberi sahabatkepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamunanti! Iya kan?." Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi taksedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanyamengatakan jangan salah memakai shampo. Dalam hatiku bertanya, "mengapaia sangat cuek?" dan ia sudah tak memanjakanku lagi. Lalu dia berkata,"sudah malam, kita istirahat yuk!" "Aku sholat isya dulu baru akutidur", jawabku tenang. Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Kuhitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku punikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi orangSabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembaliseperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanyaitu.
*** Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menuliscurahan hatiku di laptopku. Di laptop aku menulis saat-saat terakhirkumelihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Akumenangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampaiia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku save di mydocument yang bertitle"Aku Mencintaimu Suamiku." Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap,tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, akumelihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnyalagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap denganpakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku. "Apakah kamu sudahsiap?" Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata : "Nantijika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalamrumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, laluketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do'a diubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelahitu..", perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskanpembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. Tiba-tiba suamiku menjawab"Lalu apa Bunda?" Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya akumenunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yangberbinar-binar... "Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?",pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar. Diamengangguk dan berkata, "Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?",sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikitmembungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja. Diatersenyum sambil berkata, "Kita liat saja nanti ya!". Dia memelukku danberkata, "bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selainmama". Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat danberkata, "Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja?Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasihsayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dansatu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah!Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya,setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yangdihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernahberzina Ayah." Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamkusambil berkata, "Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah". Saat itujuga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. Ia memelukku sangatlama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, iamenyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, "bundabaik-baik saja kan?" tanyanya dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab,"bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatkubaik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang". Karena dia akanmenikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalaniacara prosesi akad nikah tersebut.
*** Setelah tiba dimasjid,ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku. Aku melihatsuamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati inicemburu, ingin berteriak mengatakan, "Ayah jangan!!", tapi aku ingatakan kondisiku. Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabultersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. TanteLia, tante yang baik itu, memelukku. Dalam hati aku berusaha untukmenguatkan hati ini. Ya... aku kuat. Tak sanggup aku melihat mereka dudukbersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu ibamelihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihatwajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Takmencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, diatidak suka dengan pernikahan ini? Sementara itu Desi disambut hangat didalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi. Malamini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur denganperempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang merekalakukan didalam sana. Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lailaku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang miripsuamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah..suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, akududuk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba iamemegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. "Kamu datang ke sini, akupun tahu", ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholatlail. Setelah sholat lail ia berkata, "maafkan aku, aku tak bolehmenyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang keJakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku" Akumenatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untukistirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja,sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruhmalaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telahmerasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkanaku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2tahun ini.. Suamiku berbisik, "Bunda kok kurus?" Aku menangis dalamkebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, "Ayahkenapa tidak tidur dengan Desi?" "Aku kangen sama kamu Bunda, aku takmau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yangegois." Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamikuberkata, "Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayahdi Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bundaseperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi..ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinyakalau bunda gak mau berbuat "seperti itu" dan tulisan seperti itudiberi tanda kutip ("seperti itu"). Ayah ingin ngomong tapi takut bundatersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannyasebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayahkarena ayah terlalu memanjakan bunda" Hati ini sakit ketika difitnaholeh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karenaomongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya akumencintai pasangan seumur hidupku ini. Aku hanya menjawab, "Aku sudahceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimusetulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilihkamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah. Jikaaku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karenamenderita mencintaimu." Entah aku harus bahagia atau aku harus sedihkarena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, akumenyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannyabeserta sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati dalam hati yangpenuh dengan rasa benci. *** Keesokan harinya... Ketika aku inginterbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakitsekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ialangsung menggendongku. Aku pun dilarikan ke rumah sakit.. Darikejauhan aku mendengar suara zikir suamiku.. Aku merasakan tangankubasah.. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasakekhawatiran. Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan,"Bunda, Ayah minta maaf..." Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalamhatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku? Aku berkata dengan suarayang lirih, "Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orangtua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah.." "Ayah jangan berubah lagiya! Janji ya, Yah... !!! Bunda sayang banget sama Ayah." Tiba-tiba sajakakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah takbisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihatwajahnya yang tampan, berlinang air mata. Sebelum mata ini tertutup,kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. Akubahagia melihat suamiku punya pengganti diriku.. Aku bahagia selalumelayaninya dalam suka dan duka.. Menemaninya dalam ketika ia mengalamikesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah. Aku bahagiabersuamikan dia. Dia adalah nafasku. Untuk Ibu mertuaku : "Maafkan akutelah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hatianakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo'a agar Mama merestuihubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkaupunya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikri tetapmilikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, daridulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapimengapa kau benci diriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi dengankumenantumu kau bersikap sebaliknya."
*** Setelah ku buka laptop,kubaca curhatan istriku.===================================================== Ayah, mengapakeluargamu sangat membenciku? Aku dihina oleh mereka ayah. Mengapamereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? Pernah suatu ketikaaku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapiaku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah.. Tapiketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan iamemanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa sepertiitu ayah? Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahukamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah.. Aku diusir dari rumahsakit. Aku tak boleh merawat suamiku. Aku cemburu pada Desi yang sangatakrab dengan mertuaku. Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersamamertuaku. Aku sangat marah.. Jika aku membicarakan hal ini padasuamiku, ia akan pasti membela Desi dan ibunya.. Aku tak mau sakit hatilagi. Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku.. Engkau Maha Adil.. Berilahkeadilan ini padaku, Ya Allah.. Ayah sudah berubah, ayah sudah taksayang lagi pada ku.. Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akanbermanja-manja lagi padamu.. Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terusmenyerangku.. Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.. Besok suamikuakan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang akucemburui. Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluargasuamiku. Aku harus sadar diri. Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakanolehmu. Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku? Ayah.. aku masih takrela. Tapi aku harus ikhlas menerimanya. Pagi nanti suamikumelangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktuuntuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasihsayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku. Ayah.. akukangen ayah.. ===================================================== Dankini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda.. Aku akan mengunjungimusebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini. Aku akan selalumembawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaanhatimu yang sakit tertusuk duri. Bunda tetap cantik, selalu tersenyumdisaat tidur. Bunda akan selalu hidup dihati ayah. Bunda.. Desi taksepertimu, yang tidak pernah marah.. Desi sangat berbeda denganmu, iatak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya,kakiku pun tak pernah dicucinya. Ayah menyesal telah menelantarkanmuselama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalamkesendirianmu.. Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayahmasih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus. Sekarang Ayahsadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda.. Bunda, kamu wanita yangpaling tegar yang pernah kutemui. Aku menyesal telah asik dalamke-egoanku.. Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyummanjamu terlihat di tidurmu yang panjang. Maafkan aku, tak bisabersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kataibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau difitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja. Apakah Bunda akanmendapat pengganti ayah di surga sana? Apakah Bunda tetap menanti ayahdisana? Tetap setia dialam sana? Tunggulah Ayah disana Bunda.. Bisakan?Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon.. Ayah Sayang Bunda..***
semoga bermanfaat :)

Sabtu, 06 November 2010

Ini perasaanku untuk kamu "Tri Muhammad Azmi"

Sungguh, tak ada maksud sedikit pun utk berkhianat. Tak ada niat sidikit pun utk bohongi km. Ini semua hanya km terlalu marah, marah karena aku membuka fb ku dan aku hanya melihat2, aku tidak utk brhubungan dengan orang lain. Tidak ada aku brkenalan, atau apapun yang membuat kamu marah.

Sayang, aku mohon maaf yang sebesar2nya, aku minta maaf sekali lagi, apabila aku blm bisa jadi yg kau minta. Aku telah brusaha semampuku, aku telah mencoba segala cara agar km slalu dengan aku. Aku telah menghalalkan berbagai cara agar bisa brtemu km, itu semua aku lakukan hanya utk mmbuktikan cintaku padamu. Aku mncoba mengabdi meski km bukan suamiku, aku tulus mncintaimu.

Sayang, aku sudah tdk pernah smsn dg orang lain yg mungkin tidak km suka, bahkan itu sekarang menjadi hal yg mudah buatku, meskipun harus bribu2 kali dahulu aku menyakiti km, tp aku buktikan aku bisa jadi yg kamu inginkan. Percaya padaku, aku hanya ingin menjadi yg no. 1 di hatimu, menjadi yg paling baik di matamu, namun, aku hanya manusia yg tak mampu brfikir, tak mampu brusaha menjadi yg km mau, bila seperti ini, aku merasa tak pantas merenggut cintamu, mrasakan kasihmu. Segenap prasaanku, itu milikmu.

Sungguh. Aku ingin km di sisiku, percaya padaku, meng-imamiku, menjadi panutanku. Maafkan aku, aku telah fatal menyentuh hal yg ga sharusnya ku sentuh. Hal yg mmbuat kau brfikir aku tdk pernah mencintaimu, hal yg mmbuat kau begitu marah. Aku menyesal.
Kau perna

h mendapati aku menulis "aku mencintaimu" di fb, ketahuilah. Aku hanya ingin semua orang tau, aku memang sangat sayang padamu. Tp, kamu begitu marah saat melihat tulisan itu. Entah mengapa??

Saat km kerja, hp mu tidak aktf, dan saat itu aku sdg sakit, aku cari km kemana, aku hanya ingin selalu dkat km. Apabila suatu hari nanti km inginkan aku lg, aku pasti kembali padamu. Biarlah aku pendam cinta ini sampai nanti, sampai kamu menjemputnya kembali.

Kau bilang bahwa tangisan ku percuma, kau bilang, aku bicara pun tak ada guna. Aku menangis bukan karena lemah, tp aku sungguh tak kuat menahan sedihku. Aku menangis bukan krna ingin terlihat cengeng, tp aku tdk mampu lagi brpura2 kuat di hadapan mu. Aku ikhlas mencintaimu. Selamanya. Kau abadi dihatiku, kau impianku.

Minggu, 06 Juni 2010

tugas bahasa sunda, contoh bewara

Béwara pikeun para siswa-siswi SMA Negeri 8 Bekasi, mimiti seméster kadua, kagiatan ékstrakurikulér di sakola bakal nambahan. Lian ti kagiatan olahraga jeung kasenian, aya deui nya éta latihan jurnalistik jeung diskusi.
Latihan jurnalistik diaksanakeun saminggu dua kali. Waktuna Senén jeung Kemis. Masing-masing dua jam. Tabuh 08.00 nepi ka 10.00 WIB, pikeun siswa-siswa kelas X. Tabuh 14.30 nepi ka 16.30 WIB, keur siswa-siswi kelas XI jeung XII.
Matéri latihan di antarana:
1. Élmu dasar jurnalistik
2. Tiori jeung prakték nulis berita
3. Ngarancang penerbitan majalah dingding.
Para pangajar lian ti wartawan senior, dosén ti Jurusan Komunikasi Fikom Unpad. Jumlah pamilon diwatesan tilu rombongan. Sarombonganana jumlahna paling saeutik 10 urang, paling réa 15 urang.
Latihan diskusi sarua dilaksanakeun saminggu dua kali, Salasa jeung Jumaah. Masing-masing tabuh 09.00 nepi ka 11.00 WIB, pikeun kelas X. Tabuh 14.00 nepi ka 16.00 WIB pikeun kelas XI jeung XII.
Para pangajarna para ahli dina widang masing-masing; ahli politik, ékonomi, jeung budaya. Jumlah pamilon diwatesan opat grup. Sagrupna paling saeutik 20 urang, paling loba 25 urang.
Boh latihan jurnalistik, boh latihan diskusi, henteu kudu mayar (gratis). Sakur nu rék milu, buru-buru daptar, paling elat tanggal 31 Séptémber 2010
Upama masih kénéh kurang jelas, engké sabada diketik ku sékretaris, bakal ditempélkeun dina papan pangunguman. Tiasa ditingali ku sadérék.
Hatur nuhun.
Bekasi, 18 Séptémber 2010
Ketua OSIS SMAN 8 Bekasi
Arum Danantri

Sabtu, 05 Juni 2010

sejarah persahabatan gue :) (arusikenpar)

disini kita akan cerita tentang terbentuknya arusikenpar.

ini terjadi satu tahun yang lalu. kita bersekolah disalah satu SMAN di Bekasi. saat itu kita murid tahun ajaran pertama. saat itu yang baru terbentuk cuma arusiken, yaitu Arum D, Aska J, Ika N dan Eni Y. awalnya kita emang gak deket tapi karna waktu itu arum duduk ama aska dan ika duduk ama eni,duduk depan blakang, absent deket-deketan jadi kita bisa deket deh., satu semester udah dilalui bareng.,
disemester dua kita dapet tugas yang gak banget., disitulah kita deket ama genpar, M. Fajar R, Firman F, Rudini, Sanris D dan Sehhan M. Awalnya kita kira mareka gak asik ternyata gak, mereka asik kok., kita deket gak hanya ditugas dan skolah aja, diluar juga deket sampai skarang., karena itu kita nyebutnya arusikenpar!
tapi sayang kelas 2 firman mesti pindah padahal saat itu kita lagi deket-deketnya, ditambah lagi kelas kita pada pisah semua.,
yawdah yaa segini aja kita critanya, tunggu crita-crita kita yang lain.,
kita berharap semoga arusikenpar slalu bersama dan bisa menghadapi masalh yang lagi dihadapi., jangan sampai bubar yaa khawand!
love u all!! We're the best., muah.muah., :-)

dikutip dari arusikenpar.blogspot.com

SAHABAT KU

- kamu adalah hembusan nafas yang selalu ku rasakan...
- kamu adalah suara yang selalu ku dengar..
- kamu tujuan dari perjalanan panjang yang selama ini ku tempuh..
- kamu adalah alunan lagu merdu yang menghiasi jalan hidupku...
- kamu adalah kebahagiaan yang selama ini kucari..
- kamu adalah keindahan yang slalu ku harapkan selalu ada untukku..
- kamu adalah cerita dan puisi terindah yang pernah kutulis..
- kamu adalah kesempurnaan,kebahagiaan,,,
- kamu akan selalu ada menemaniku,menjagaku dan menjadi tempatku mengungkapkan isi hatiku
- kamu,,,,
- terlalu besar arti hadirmu di hidupku....


SAHABATKU

dikutip dari arusikenpar.blogspot.com

pentingnya menghafal Al - Quran

Al Quran diturunkan kepada Muhammad Rasulullah SAW selama 23 tahun masa kerasulan beliau. Al Quran di turunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW dengan perantaraan malaikat Jibril. Malaikat Jibril menurunkan Al Quran ke dalam hati Rasulullah dan beliaupun langsung memahaminya. Hal ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah (2) : 97.

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”

Kemudian Rasulullah SAW mengajarkan Al Quran itu kepada para shahabatnya. Mereka menuliskannya di pelepah daun daun kering, batu, tulang dll. Pada saat itu belum ada kertas seperti zaman modern sekarang ini. Kemudian para shahabat langsung menghafalnya dan mengamalkannya. Demkian Al Qur;an di ajarkan kepada para shahabat-shahabat yang lain. Al Quran difahami dengan menghafal. Bukan dengan sekedar membaca.

Pada saat Rasulullah telah wafat, banyak terjadi peperangan. Dalam peperangan Yamamah misalnya , banyak para sahabat pemghafal Quran yang syahid. Melihat kondisi ini Umarpun meminta Abu bakar sebagai khalifah untuk membuat Mushaf Al Quran. Abu bakar sempat menolak. „ Apakah engkau meminta aku untuk melakukan apa yang Rasulullah tidak lakukan ?“ ujar beliau. Tapi dengan gigih Umar bin Khattab menjelaskan urgensinya pembuatan Mushaf bagi kepentingan kaum muslimin di masa yang datang. Akhirnya Abu Bakarpun dapat diyakinkan dan kemudian setuju dengan ide Umar bin Khattab.

Abu Bakarpun lalu meminta Zaid bin Haritsah untuk melakukan tugas ini. Zaid bin Haritsah pun sempat berkata : „ Apakah engkau meminta aku untuk melakukan apa yang Rasulullah tidak lakukan ?“. Tapi akhirnya Zaidpun setuju dan mulai mengumpulkan shahifah-sahhifah yang tersebar di tangan para shahabat yang lain. Batu, daun-daun kering, tulang dll itupun disimpan di rumah Hafsah.

Barulah pada zaman Khalifah Utsman bin Affan, Mushaf Al Quran selesai sebanyak 5 buah. Satu disimpan Utsman dan 4 yang lain disebar ke : Makkah, Syria, Basrah dan Kufah. Jadi pada saat itu para shahabat, tabi’it dan thabi’i tabiin mempelajari al Quran dengan menghafal karena jumlah Mushaf yang sangat sedikit.

Bagaimana dengan kondisi zaman sekarang? Bila kita perhatikan di sekitar kita, diantara teman-teman dan keluarga kita, ada berapa persen diantara mereka yang hafal Al Quran ? Berapa persen yang sedang menghafal Al Quran? Mungkin kita susah memberikan persentase karena dihitung dengan jari-jari tangan kita belum tentu genap semuanya.

Kaum muslimin saat ini masih cukup berpuas diri dengan membaca Mushaf Al Quran dan tidak memahami maknanya. Padahal membaca Al Quran baru langkah awal interaksi Al Quran. Al Quran sebagai petunjuk bagi kita tidak cukup dibaca tapi juga dihafal dan difahami.

Mungkin ada sebagian yang berkata mengapa perlu menghafal ? Tidakkah cukup dengan membaca Mushaf dan membaca tarjemahan ? Ternyata tidak cukup. Dengan menghafal Al Quran ada „rasa“ (atau zauk) yang diberikan Allah kepada hati kita. Rasa ini didapat karena ayat-ayat yang dibaca berulang-ulang. Pengulangan kalam-kalam suci itulah yang menjadi „makanan“ untuk hati. Dan sesuai dengan ayat di Al Baqarah : 97 diatas, Al Quran itu diturunkan di hati Nabi Muhammad. Bukan di akal fikiran beliau. Artinya Al Quran itu konsumsi/makanan hati bukan sekedar fikiran.

Rasa inilah yang menjadikan kita nikmat mengenal Allah, memahami kehendakNya dan ringan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. „ Rasa „ ini kurang ada juga sedikit ketika kita hanya membaca. Apalagi bila membacanya tidak diiringi dengan pemahaman artinya. Dan membaca tidak diulang-ulang. Efeknya sangat berbeda dengan mengulang-ulangnya.

Kaum muslimin saat ini cukup berpuas diri dengan membaca „buta“ Al Quran dan menimba ilmu dari para ustadz, kiai dan pemuka-pemuka agama. Tanpa menghilangkan rasa hormat kepada para penyampai-penyampai risalah agama, kita sebagai hamba Allah, secara individual juga mempunyai kewajiban berusaha memahami Al Quran dari aslinya langsung dari firman-firmanNya.

Bila kita menghafal dan mentadaburi Al Quran maka Allah akan mengajarkan kepada kita pengetahuan melalui hati kita dengan perantaraan ilham. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surat Asy Syams ayat 8-10:

qs-91-8-10.gif“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.“

Ilham ini dapat dirasakan dengan dalam hati kita. Bukankah kita pernah bingung tentang suatu masalah, kemudian pada suatu saat kita, „cling“ mememukan cara untuk menyelesaikan masalah dengan baik. Itulah ilham.

Atau ilham itu sebagai furqan atau pembeda mana-mana amal yang haq dan mana-man yang bathil. Sebagai misal ketika kita masuk ke tempat maksiat maka hati kita akan terasa tidak enak, tidak nyaman. Itulah peringatan dari hati kita yang bersih. Furqan inilah yang dibutuhkan di dalam kehidupan ketika berperang dengan bisikan-bisikan syaithan yang membujuk-bujuk kita untuk berbuat maksiat dengan iming-iming duniawi yang menggiurkan. Karena itu sangatlah kita memerlukan furqan yang menjadikan kita mantap mengetahui yang haq dan yang bathil. Seperti disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla dalam surat Al Anfaal ayat 29:

qs-8-29.gif

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Al Quran juga sebuah petunjuk/pedoman hidup bagi kita kaum muslimin :

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.
(QS Al Baqarah : 2)

Jadi intinya Al Qu’an adalah pedoman hidup. Tapi hanya segelintir orang yang hafal dan faham Al Quran. Bagaimana Al Quran bisa menjadi pedoman hidup seorang muslim secara individual bila membaca dan memahaminya secara tuntas saja belum dilakukan ? Dan banyak diantara kaum muslimin yang meninggal dalam keadaan belum pernah membaca dengan tuntas Al Quran.

Bayangkan apabila kita akan pergi ke puncak Gunung Semeru. Sebelum pergi kita dibekali dengan peta, rambu-rambu dan petunjuk-petunjuk oleh seorang pendaki gunung profesional. Tetapi kita tidak memahami petunjuk-petunjuk tersebut. Apakah kita dijamin akan sampai di puncak gunung semeru dengan selamat ? Kita mungkin lebih senang bertanya dengan penduduk setempat. Bila kita bertemu dengan penduduk yang sangat kenal gunung semeru mungkin kita akan sampai dengan selamat. Tetapi bila orang kita tanya juga kurang faham jalan ke puncak gunung, akankah kita sampai ke puncak dengan selamat atau mungkin kita bisa tersesat ? Padahal bila kita memahami, petunjuk, peta dan juga bertanya maka kita akan mendapat jalan pintas untuk sampai ke puncak gunung.

Memang solusi pemahaman Al Quran ini tidak akan dapat berhasil bila sistem pendidikan agama tidak berjalan intensif sejak dini. Sebagai permisalan, bahasa Inggris diajarkan sejak SD. Maka kita lihat ketika lulus SMA para mahasiswa sudah bisa belajat dari diktat berbahas Inggris. Bila sistem ini diterpakan juga untuk bahasa Arab (sebagai media inti pemahaman Al Quran) maka ketika berumur 20-25 seorang muslim sudah mulai bisa memahami Al Quran dengan mandiri.

Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin, memahami Al Quran bukan fardhu kifayah yang dibebankan kepada ulama, kiai atau ustadz. Tapi seperti dicontohkan oleh para sahabat, membaca, menghafal, memahami dan melaksanakan Al Quran dilakukan sebagai kewajiban indivial setiap kaum muslimin. Bila secara individu seorang muslim meningkat kualitasnya, keluarga yang dibinanya juga akan berkulaitas sehingga akhirnya sebuah masyarakat madani yang dirindukan selama ini juga dapat terwujud.

Demikianlah renungan kita tentang Al Quran. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua sehingga kita menjadi orang-orang yang mencintai Al Quran, membacanya, menghafalkannya, memahaminya dan mengamalkannya.

Wallahu alam bi shawab